VIRAL INFORMASI TOP

Berita

Peristiwa

Showbiz

Ad Placement

Foto

Video

Senin, 17 November 2025

KAI Divre II Sumbar Perkuat Layanan: Stasiun Tabing Jadi Simpul Mobilitas Masyarakat

 

PADANG, SUMBAR | PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divre II Sumatera Barat kembali menegaskan komitmennya dalam meningkatkan kualitas pelayanan transportasi publik di wilayah pesisir Padang. Salah satu fokus utama penguatan layanan tersebut kini diarahkan pada Stasiun Tabing, sebuah stasiun bersejarah yang perannya tidak pernah surut dalam mendukung mobilitas warga sejak awal 1900-an.

Berlokasi di Jalan Adinegoro, Bungo Pasang, Koto Tangah, Stasiun Tabing telah lama menjadi titik penting bagi pelajar, pedagang, pekerja, dan masyarakat umum yang menggantungkan perjalanan harian mereka pada layanan kereta api.

Stasiun ini merupakan salah satu titik naik-turun penumpang untuk dua layanan unggulan Divre II Sumbar, yakni KA Pariaman Ekspres dan KA Minangkabau Ekspres. KA Pariaman Ekspres saat ini melayani 10 perjalanan yang menghubungkan Paulina hingga Pariaman Naras, sementara KA Minangkabau Ekspres menyediakan 12 perjalanan dari BIM menuju pusat Kota Padang hingga Pulau Aie. Pada kedua layanan tersebut, Stasiun Tabing menjadi salah satu simpul mobilitas yang paling hidup.

Kepala Humas KAI Divre II Sumbar, Reza Shahab, menegaskan bahwa KAI terus melakukan penguatan layanan di seluruh wilayah operasional, termasuk Tabing yang memiliki nilai sejarah dan kedekatan emosional bagi masyarakat setempat. “Bagi warga Tabing, stasiun ini bukan sekadar tempat menunggu kereta. Ia adalah bagian dari ritme hidup mereka sehari-hari. Karena itu, peningkatan kualitas layanan di sini adalah bentuk komitmen kami,” ujar Reza.

Stasiun Tabing sendiri masih mempertahankan karakter bangunan sederhana yang memuat nilai historis kuat. Pada masa lalu, kawasan ini pernah menjadi titik pergerakan ekonomi masyarakat, sekaligus ruang sosial yang menghubungkan berbagai kelompok warga.

Untuk menjaga fungsi tersebut, KAI terus melakukan langkah-langkah pembenahan, mulai dari peningkatan kebersihan, penataan ruang tunggu, hingga perbaikan fasilitas dasar yang lebih ramah bagi seluruh pengguna. Pendekatan kolaboratif juga dibuka dengan pemerintah daerah, komunitas, dan masyarakat guna mengoptimalkan potensi stasiun sebagai ruang publik, termasuk untuk kegiatan budaya maupun edukasi.

Reza menambahkan bahwa revitalisasi pelayanan di Stasiun Tabing merupakan bagian dari strategi besar KAI dalam menghadirkan perjalanan yang lebih nyaman, terintegrasi, dan relevan dengan kebutuhan warga urban. “Kami ingin memastikan layanan yang diberikan tidak hanya nyaman, tetapi juga menggambarkan identitas sejarah yang melekat di setiap stasiun,” ucapnya.

Oleh karena itu, KAI memastikan elemen-elemen arsitektur lama yang masih tersisa akan tetap dirawat sebagai penanda perjalanan panjang perkeretaapian di Sumatera Barat. Upaya ini dipercaya mampu menjaga hubungan emosional masyarakat dengan transportasi kereta api, sekaligus menghormati jejak sejarah yang mengiringinya.

KAI Divre II Sumbar optimistis, penguatan pelayanan dan optimalisasi fungsi Stasiun Tabing akan mendorong mobilitas warga menjadi lebih efisien, serta memberi dampak positif bagi kegiatan ekonomi dan sosial di sekitar wilayah tersebut. Komitmen KAI tetap sama: menyediakan layanan transportasi yang selamat, bersih, nyaman, dan semakin dekat dengan kebutuhan masyarakat masa kini.

Salam hangat,

Reza Shahab

Kepala Humas KAI Divre II Sumbar

Reza Shahab Tegaskan KAI Divre II Sumbar Prioritaskan Stabilitas Jalur Jelang Nataru

 

PADANG, SUMBAR, 17 November 2025 | PT KAI Divre II Sumatera Barat memperkuat kesiapan operasional menjelang masa libur Natal dan Tahun Baru 2025/2026. Langkah ini langsung dikoordinasikan oleh Kepala Humas KAI Divre II Sumbar, Reza Shahab, sebagai respons atas meningkatnya risiko gangguan perjalanan akibat cuaca ekstrem yang kerap melanda wilayah barat Sumatera Barat pada akhir tahun.

KORAMIL Menurut Reza, wilayah Divre II Sumbar memiliki kontur geografis yang sensitif terhadap pergerakan tanah, terutama saat curah hujan meningkat. Kondisi ini membuat sejumlah titik rawan longsor, amblesan, maupun banjir harus mendapatkan pengawasan ekstra agar perjalanan kereta api tetap aman dan stabil sepanjang waktu.

Reza menjelaskan bahwa petugas prasarana telah menyiapkan metode pemeriksaan berlapis mulai dari inspeksi jalan kaki oleh Petugas Periksa Jalan (PPJ), pemantauan geometri rel melalui troli, hingga patroli tambahan di jalur-jalur yang dianggap memiliki potensi gangguan lebih tinggi. Setiap temuan segera ditindaklanjuti oleh unit teknis di lapangan.

Tidak hanya mengandalkan pemeriksaan manual, Divre II Sumbar juga mengoperasikan Kereta Perawatan Jalan Rel (KPJR), yang menjadi tulang punggung dalam memastikan kualitas geometri jalur tetap optimal. Sarana ini digunakan untuk melakukan lifting, lining, dan tamping agar rel selalu berada pada posisi dan elevasi yang aman.

Dalam kesempatan tersebut, Reza menegaskan bahwa stabilitas jalur tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga kesiapsiagaan material. Untuk itu, KAI Divre II Sumbar menempatkan AMUS (Alat Material Untuk Siaga) di berbagai lokasi strategis, berisi rel cadangan, batu kricak, bantalan, hingga karung pasir yang siap digunakan dalam situasi darurat.

Di sisi lain, KAI juga menyiagakan alat berat seperti excavator dan MTT (Multi Tie Tamper) untuk mempercepat proses penanganan jika terjadi kerusakan yang membutuhkan respon cepat. Material konstruksi seperti bronjong juga dipasang sebagai bentuk mitigasi terhadap potensi longsor yang dapat mengganggu perjalanan.

Selain MTT, KPJR Divre II Sumbar turut diperkuat oleh PBR (Profil Ballast Regulator), yang berfungsi merapikan ballast agar struktur pondasi rel tetap kokoh. Kombinasi kedua alat ini memungkinkan perawatan jalur dilakukan secara efektif dan berstandar tinggi.

Reza menambahkan bahwa berbagai peralatan pendukung seperti dongkrak, alat potong rel, hingga Hand Tie Tamper (HTT) telah ditempatkan di lokasi yang mudah dijangkau. Langkah ini dilakukan agar tim teknis dapat memberikan respon cepat kapan pun terjadi gangguan mendadak akibat cuaca ekstrem.

Memperkuat jalur berbeda dengan menjaga perilaku masyarakat. Reza mengajak warga untuk bersama-sama menjaga keselamatan dengan tidak beraktivitas di sekitar jalur rel, menghindari tindakan berbahaya, dan segera melapor jika melihat kondisi yang mencurigakan atau berisiko terhadap perjalanan kereta.

Ia menegaskan bahwa seluruh unit operasional sedang berada dalam status siaga penuh. Mulai dari pengawas prasarana, masinis, hingga tim darurat sudah ditempatkan sesuai prosedur kesiapsiagaan musim penghujan. Semua ini dilakukan demi keberlanjutan dan keselamatan layanan kereta api.

“Kami berkomitmen memberikan layanan terbaik sepanjang musim penghujan ini. Stabilitas jalur, keselamatan perjalanan, dan kenyamanan pelanggan adalah prioritas yang terus kami jaga,” tutup Reza.

Catatan Redaksi:

Rilis ini merupakan informasi resmi dari PT KAI Divre II Sumatera Barat mengenai langkah kesiapsiagaan menghadapi cuaca ekstrem dan masa libur Nataru.

TIM RMO

Minggu, 16 November 2025

GUSPURLA KOARMADA III GELAR _PRESS RELEASE,_ KAPAL IKAN BERMUATAN BBM ILEGAL*

  

TNI Angkatan Laut. Komando Armada III (Koarmada III). Guspurla Koarmada III gelar _Press Release_ penangkapan KM Bangka Jaya 9 bertempat di Kantor Nala Satrol Kodaeral IX. Minggu (16/11/2025)

_Press Release_ yang dilaksanakan ini dipimpin langsung oleh Komandan Gugus Tempur Laut (Danguspurla) Koarmada III Laksamana Pertama TNI Andri Kristianto, M.Han., didampingi oleh Asops Danguspurla Kolonel Laut (P) Dr. Hariono, S.H., M.Tr.Hanla., M.A.P., dan Komandan KRI Panah-626 Letkol Laut (P) Yudha Himawan, M.Tr.Opsla.

Danguspurla Koarmada III dalam _Press Release_ mengatakan penangkapan kapal KM Bangka Jaya 9 berawal dari operasi yang dilaksanakan oleh Koarmada III dalam hal ini KRI Panah-626 yang melakukan pemeriksaan KM Bangka Jaya 9 pada koordinat 03° 06' 57" S - 126° 01 '05" T, perairan utara Pulau Buru.

Pada hari Kamis, 13 November 2025 pukul 18.15 WIT, KRI Panah-626 melaksanakan pemeriksaan terhadap KM Bangka Jaya 9 di perairan utara Pulau Buru dan menemukan dugaan pelanggaran tindak pidana berupa penyalahgunaan empat palka ikan untuk menyimpan sekitar 40 ton solar tanpa dokumen (melanggar UU No. 22/2001 tentang Migas), 16 dari 18 ABK tidak memiliki buku pelaut (melanggar UU No. 17/2008 tentang Pelayaran Pasal 145), serta personel kunci seperti KKM, mualim, dan masinis tidak memenuhi ketentuan safe manning sesuai Pasal 135 UU No. 17/2008.

Atas dasar tersebut, KRI Panah-626 pun menangkap KM Bangka Jaya 9, kemudian dibawa ke Dermaga Irian Satrol Kodaeral IX yang selanjutnya akan dilaksanakan penyidikan lebih lanjut.

Sebagai bagian dari penegakan hukum di laut, Koarmada III berkomitmen dalam menjaga keamanan, keselamatan, dan ketertiban di wilayah laut Indonesia Timur.

Dari Ekonomi Pesisir ke Wisata Pantai, Stasiun Pariaman Hadir Menghubungkan Harapan

  

SUMBAR | Stasiun Pariaman kembali menjadi sorotan publik sebagai salah satu stasiun paling unik di Indonesia. Tidak hanya berfungsi sebagai titik transportasi, tetapi juga menjadi ruang hidup masyarakat pesisir yang telah berdenyut selama lebih dari seratus tahun. Letaknya yang hanya beberapa langkah dari Pantai Gandoriah membuat stasiun ini menyatu dengan denyut wisata dan budaya pesisir Kota Pariaman, Minggu 16 November 2025.

Keberadaan Stasiun Pariaman tetap terjaga melalui kolaborasi erat antara pemerintah daerah, masyarakat, dan KAI. Revitalisasi yang dilakukan tidak sekadar memulihkan layanan, tetapi juga mempertegas posisinya sebagai ikon wisata dan pintu gerbang pergerakan masyarakat pesisir Sumatera Barat.

Setiap hari, 10 perjalanan kereta lokal Pariaman Ekspres relasi Paulina–Naras menjadi nadi mobilitas antara Padang dan Pariaman. Jalur ini bukan hanya moda transportasi, melainkan penggerak sektor wisata, ekonomi kreatif, dan hubungan sosial yang terus bertumbuh.

Kepala Humas KAI Divre II Sumbar, Reza Shahab, menjelaskan bahwa bangunan Stasiun Pariaman masih mempertahankan karakter kolonial akhir dengan jendela kayu besar dan kanopi logam khas bangunan pesisir. Desain ini bukan sekadar estetika, tetapi bentuk adaptasi terhadap angin laut dan kelembapan pesisir yang menjadi ciri khas wilayah tersebut.

Sejak awal beroperasi pada awal abad ke-20, stasiun ini berperan penting sebagai simpul ekonomi pesisir barat Sumatera, terutama untuk pergerakan komoditas seperti kopra dan ikan kering. Namun seiring berkembangnya kota dan kawasan Pantai Gandoriah sebagai destinasi wisata unggulan, fungsi Stasiun Pariaman bertransformasi menjadi pusat layanan wisatawan dan masyarakat.

Perjalanan menuju Gandoriah kini menjadi pengalaman tersendiri. Rute yang ditempuh sekitar 1,5 jam menyajikan panorama pesisir, pedesaan, dan suasana khas Sumatera Barat. Harga tiket yang terjangkau menjadikannya pilihan favorit wisatawan yang menginginkan perjalanan hemat namun tetap nyaman.

Transformasi ini terasa nyata setiap hari. Sejak pagi hingga senja, halaman stasiun menjadi ruang sosial tempat wisatawan, pedagang, pelajar, hingga seniman lokal saling berinteraksi. Perubahan itu juga tercermin dari pola penggunaan kereta yang kini didominasi wisatawan.

“Dulu kereta itu identik dengan pedagang, sekarang identik dengan wisatawan,” ujar Reza.

Menurutnya, perubahan ini mencerminkan meningkatnya minat wisatawan untuk menjadikan kereta api sebagai akses utama ke kawasan Pantai Gandoriah. Selain menjadi moda transportasi, stasiun ini juga dipandang sebagai bagian dari identitas budaya masyarakat pesisir Pariaman.

“Stasiun Pariaman bukan hanya aset transportasi, tetapi juga bagian penting dari identitas budaya pesisir Sumatera Barat. KAI berkomitmen menjaga kelestarian bangunan bersejarah ini sekaligus meningkatkan kualitas layanan bagi masyarakat dan wisatawan,” ungkapnya.

Reza menambahkan bahwa berbagai peningkatan terus dilakukan, mulai dari perawatan infrastruktur, penguatan keamanan lingkungan stasiun, hingga peningkatan layanan Kereta Api Sibinuang yang setiap hari menjadi andalan masyarakat.

“Dengan perpaduan sejarah, budaya, dan potensi wisata yang kuat, Stasiun Pariaman menjadi contoh bagaimana infrastruktur transportasi dapat tumbuh menjadi ruang kehidupan yang menyatu dengan masyarakat. KAI Divre II Sumbar akan terus menjaga nilai historisnya sekaligus menghadirkan layanan yang modern, aman, dan nyaman bagi seluruh pelanggan,” tutup Reza.

Salam,

M. Reza Fahlepi

Kepala Humas KAI Divre II Sumbar

Jumat, 24 Oktober 2025

Tingkatkan Keselamatan, KAI Divre II Sumbar Lakukan Cek Lintas Jalan Kaki Petak Jalan Stasiun Padang–Stasiun Pulau Aie

 

PADANG, SUMBAR | Sebagai bentuk komitmen dalam menjamin keselamatan operasional kereta api serta mencegah potensi terjadinya kecelakaan, PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional II Sumatera Barat melaksanakan kegiatan cek lintas jalan kaki (walkthrough) pada petak jalan Stasiun Padang – Stasiun Pulau Aie, Kamis (23/10).

Kegiatan tersebut juga dirangkaikan dengan sosialisasi keselamatan di perlintasan sebidang KA.

Kepala KAI Divre II Sumbar, Muh Tri Setyawan, dalam arahannya saat safety briefing sebelum kegiatan dimulai, menekankan pentingnya kewaspadaan selama pelaksanaan di lapangan. Ia juga menginstruksikan seluruh jajaran untuk melakukan pengisian formulir Identifikasi dan Penanganan Risiko (IBPR) serta menindaklanjuti setiap catatan yang ditemukan selama kegiatan berlangsung.

Dalam pelaksanaan walkthrough ini, jajaran manajemen KAI Divre II Sumbar melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap rel, bantalan, ballast, wesel, sistem persinyalan, keamanan emplasemen, aset perusahaan, kondisi perlintasan, serta sistem drainase di sepanjang jalur Stasiun Padang hingga Stasiun Pulau Aie.

Sementara itu, Kepala Humas KAI Divre II Sumbar, Reza Shahab, menjelaskan bahwa kegiatan pemeriksaan lintas seperti ini bukan hanya dilakukan pada momen tertentu, tetapi merupakan program rutin Divre II Sumbar dalam rangka mengidentifikasi potensi bahaya dan memitigasi risiko operasional.

“Tujuannya adalah meningkatkan keamanan perjalanan KA serta mewujudkan komitmen KAI dalam menciptakan transportasi kereta api yang aman, selamat, dan nyaman,” ujar Reza.

Selain pemeriksaan jalur, kegiatan juga diisi dengan sosialisasi keselamatan di perlintasan sebidang kereta api resmi tidak terjaga yang berada di petak jalan Stasiun Padang–Stasiun Pulau Aie. Sosialisasi dilakukan dengan memberikan imbauan langsung kepada pengguna jalan melalui pengeras suara, membagikan stiker, serta membentangkan spanduk keselamatan yang berisi pesan untuk selalu memperhatikan keselamatan bersama saat melintas di perlintasan KA.

Reza menambahkan, sebanyak 28 perjalanan KA penumpang dan 24 perjalanan KA barang (klinker/semen) beroperasi setiap harinya di wilayah Divre II Sumbar.

“Kami mengimbau seluruh pengguna jalan raya agar selalu waspada, menengok kanan-kiri sebelum melintas, dan tidak menerobos palang pintu agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan,” tegasnya.

Lebih lanjut, Reza menegaskan bahwa pengguna jalan wajib mendahulukan perjalanan kereta api. Setiap pengabaian terhadap rambu, sinyal, atau semboyan 35 (klakson) merupakan tindak pidana lalu lintas sebagaimana diatur dalam UU No. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian serta UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

“Apabila masih terjadi pelanggaran yang mengakibatkan kecelakaan, KAI Divre II Sumbar berhak menuntut ganti rugi terhadap pihak-pihak yang menyebabkan insiden tersebut,” ujarnya.

Reza juga menekankan pentingnya penggunaan helm bagi pengendara roda dua dan kepatuhan terhadap rambu-rambu lalu lintas di perlintasan sebidang KA.

“Pelanggaran di perlintasan tidak hanya membahayakan nyawa, tetapi juga merupakan bentuk pelanggaran hukum,” jelasnya.

“Semoga dengan kesadaran semua pihak, kita dapat bersama-sama meminimalkan risiko kecelakaan di perlintasan sebidang, khususnya di wilayah operasional Divre II Sumbar,” tutup Reza.

Sebagai penutup, kegiatan diakhiri dengan safety talk untuk mengevaluasi hasil walkthrough serta memastikan tindak lanjut terhadap catatan temuan di lapangan.

Salam,

Reza Shahab

Kepala Humas KAI Divre II Sumatera Barat

Rabu, 15 Oktober 2025

Pangkoarmada II Tekankan Profesionalisme Pengawak KRI Melalui Meritokrasi dan Pembinaan Berkelanjutan

 

TNI AL. Koarmada II. 15 Oktober 2025Panglima Komando Armada II (Pangkoarmada II) Laksda TNI I G. P. Alit Jaya, S.H., M.Si., menghadiri kegiatan Forum Komandan KRI Koarmada II yang diselenggarakan di Gedung Candrasa, Mako Koarmada II, Ujung Surabaya, Rabu (15/10). Kegiatan ini diikuti oleh para Komandan KRI unsur Koarmada II yang berada di pangkalan, sebagai wadah strategis untuk memperkuat profesionalisme dan kualitas sumber daya manusia (SDM) pengawak KRI melalui penerapan sistem pembinaan karier berbasis meritokrasi.

Dalam arahannya, Pangkoarmada II menegaskan bahwa sistem meritokrasi akan menjadi dasar dalam pengisian jabatan di KRI. Melalui uji kompetensi pembinaan profesi, setiap prajurit akan ditempatkan sesuai prestasi, kemampuan, dan kinerjanya. “Sistem ini bertujuan menciptakan birokrasi yang profesional, berintegritas, dan kompetitif dengan mengedepankan keadilan dan kewajaran dalam proses rekrutmen dan promosi jabatan,” ujar Pangkoarmada II.

Lebih lanjut, Pangkoarmada II menyoroti pentingnya kesiapan dan kecakapan pengawak KRI yang bekerja dalam lingkungan dengan risiko tinggi. Untuk itu, pembinaan profesi di kapal seperti tim anjungan, tim Pusat Informasi Tempur (PIT), dan tim Penyelamatan Kapal (PEK) harus dilaksanakan secara berkelanjutan. Setiap prajurit diharapkan memiliki keterampilan dan sikap profesional sesuai dengan standar operasional yang telah ditetapkan TNI Angkatan Laut.

Pangkoarmada II juga menekankan bahwa pembinaan internal di kapal harus bersifat persuasif dan edukatif, bukan dengan paksaan atau hukuman. Pendekatan yang membimbing dan mendidik diyakini dapat menumbuhkan kesadaran serta perubahan perilaku yang tulus dan berkelanjutan. “Melalui komunikasi yang baik antara pembina dan individu yang dibina, akan terbangun rasa saling percaya dan motivasi intrinsik untuk menjadi prajurit yang lebih baik,” tambahnya.

Sebagai bagian dari pembinaan kemampuan personel, latihan Penyelamatan Kapal (PEK) turut dilaksanakan di jajaran KRI Koarmada II. Latihan ini bertujuan meningkatkan kemampuan tim penyelamat kapal dalam menghadapi berbagai permasalahan darurat di laut seperti kebakaran dan kebocoran kapal. Materi latihan meliputi pemahaman penyebab kebakaran, klasifikasi jenis kebakaran, hingga prosedur penanggulangannya.

Menutup arahannya, Pangkoarmada II menyampaikan bahwa ke depan akan dibentuk Dewan Armada yang bertugas melaksanakan uji kompetensi bagi para prajurit. Uji kompetensi ini akan menjadi proses pengukuran objektif terhadap kemampuan teknis maupun non-teknis guna menentukan kelayakan dan jenjang jabatan. “Dengan sistem ini, diharapkan setiap prajurit dapat berkembang berdasarkan kemampuannya, sehingga Koarmada II memiliki pengawak KRI yang tangguh, profesional, dan siap menghadapi setiap tantangan di lautan,” pungkasnya.

(Pen/2)

Akses Transportasi Semakin Inklusif, Jumlah Pelanggan PSO di Divre II Sumbar Terus Tumbuh

 

PADANG | PT Kereta Api Indonesia (Persero) bersama Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan terus memperluas akses transportasi publik berbasis rel melalui skema tarif bersubsidi atau Public Service Obligation (PSO).

Program ini menjadi bukti nyata kehadiran negara dalam menjamin hak mobilitas masyarakat yang terjangkau, merata, dan berkelanjutan.

Secara nasional, jumlah pelanggan PSO pada tahun 2025 diproyeksikan mencapai lebih dari 421 juta pelanggan di seluruh wilayah operasional KAI.

“PSO adalah bentuk nyata dukungan pemerintah melalui DJKA Kemenhub dan KAI Group untuk menjawab kebutuhan mobilitas masyarakat luas. Ini bukan sekadar subsidi, tetapi solusi konkret untuk keadilan akses transportasi,” ujar Kepala Humas KAI Divre II Sumbar, Reza Shahab.

Tren Peningkatan Pelanggan PSO Nasional

2021: 145 juta pelanggan

2022: 255 juta pelanggan

2023: 347 juta pelanggan

2024: 427 juta pelanggan

2025 (proyeksi): 421 juta pelanggan

📊 Total kumulatif 2021–2025: 1,59 miliar pelanggan.

Pertumbuhan Positif di Sumatera Barat

Khusus di wilayah Divre II Sumbar, tren pelanggan PSO juga terus menunjukkan peningkatan signifikan:

2021: 506.906 pelanggan

2022: 1.022.739 pelanggan

2023: 1.609.286 pelanggan

2024: 1.697.958 pelanggan

Hingga Triwulan III Tahun 2025, KAI Divre II Sumbar telah melayani 1.493.402 pelanggan, meningkat 11,3% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (1.341.526 pelanggan).

Pertumbuhan ini tidak lepas dari peran strategis DJKA sebagai penyusun kebijakan, pengawas layanan, serta pengalokasi anggaran PSO secara berkelanjutan.

“Data ini menunjukkan semakin banyak masyarakat memilih kereta api — moda transportasi yang terjangkau, tepat waktu, dan mendukung transisi menuju sistem transportasi rendah emisi,” tambah Reza.

Komitmen Keberlanjutan

Reza menegaskan bahwa PSO bukan hanya program subsidi, melainkan investasi jangka panjang untuk masa depan transportasi nasional.

“PSO harus dilihat sebagai investasi berkelanjutan. KAI Divre II Sumbar berkomitmen untuk terus bersinergi lintas sektor agar kereta api semakin menjadi andalan masyarakat — lebih aman, efisien, inklusif, dan ramah lingkungan,” tutupnya.

TIM

Ad Placement

Intermezzo

Travel

Teknologi